1/4/13

Kekuatan Berbicara tanpa Suara

Tak pernah aku rencanakan sebelumnya untuk bergabung dalam suatu komunitas pemerhati disabilitas. Disabilitas merupakan keadaan seseorang yang berbeda dengan kebanyakan orang pada umumnya. Hingga saat ini masih banyak orang yang tega menyebut para penyandang disabilitas sebagai orang cacat. Kasar memang panggilan tersebut. Justru karena itulah aku tergabung dalam IDCC (Indonesia Disabled Care Community) yang salah satu misinya adalah menghilangkan panggilan cacat dan menggantinya dengan panggilan yang lebih bersahabat yaitu pendis (penyandang disabilitas).
Kali ini aku tidak akan bercerita banyak tentang IDCC, tapi aku akan sedikit mengulas dampak yang aku peroleh dengan bergabung dalam IDCC. Aku jatuh hati pada  tunarunngu dengan bahasa isyarat mereka. Sebelum berpikir yang bukan-bukan, tolong lanjutkan dulu tulisan ini. Akan dijelaskan lebih lanjut maksud jatuh hati disini.

Pendidikan berbasis Kedaerahan


Indonesia adalah negeri yang kaya. Tingkat kekayaan tersebut sejatinya setara dengan peluang usaha yang bisa dikembangkan. Namun sayang hal itu belum terealisasi hingga saat ini. Ketimpangan antara sumber daya alam dan sumber daya manusia, serta minimnya pengetahuan tentang potensi daerah membuat masyarakat Indonesia dijajah dengan dominasi wirausaha asing. Apa yang harus diperbaiki agar keadaan tersebut tidak terus berlanjut? Jawabannya tentu pendidikan. Perlu diterapkan sistem pendidikan yang menekankan pengenalan siswa dengan daerah dimana dia tinggal mulai dari potensi sampai dengan keterbatasan yang dimiliki.